Halo Keluarga (0761) 62612 0812 4900 3900

Blog

30
Nov

Deodoran dan Antiperspiran, bedanya apa ya?

Apakah Sahabat adalah orang yang memiliki bau badan dan keringat yang berlebih? Sahabat tentu menjadikan deodoran antiperspiran sebagai solusi praktis untuk mengatasinya. meski memiliki manfaat yang mirip, deodoran dan antiperspiran ternyata tidak sama. Hmm, apa ya perbedaanya?

Keringat dan Bau Badan

Biasanya, ada dua alasan mengapa orang memakai deodoran atau antiperspiran, yaitu kelembaban serta bau badan. Kelembaban sendiri berhubungan dengan produksi keringat. Keringat, sebenarnya adalah mekanisme pendinginan alami tubuh untuk membuang panas yang berlebih sehingga suhu tubuh menurun. Kelenjar keringat ini lebih banyak terdapat di ketiak. Itulah mengapa ketiak memiliki lebih banyak keringat dibandingkan dengan bagian tubuh yang lain. Deodoran dan Antiperspiran pun sering digunakan di tempat ini untuk mengurangi produksi keringat. Selain menciptakan kelembapan, keringat juga berkontribusi terhadap berkembangnya bau badan. Meski begitu, sebenarnya keringat juga berkontribusi terhadap berkembangnya bau badan. Meski begitu, sebenarnya keringat tidak memiliki bau yang kuat. Namun, bakteri di kulit yang bercampur keringat menjadi penyebab munculnya bau. Kelembapan yang hangat di ketiak, merupakan lingkungan yang ideal untuk bakteri berkembang. Supaya berhasil mengentaskan aroma yang menyengat ini, deodoran dan antiperspiran sering dimanfaatkan. Tapi, apa sih bedanya?

 

Deodoran, Kosmetik untuk Menutupi Bau

Deodoran adalah produk perawatan pribadi yang diterapkan secara topikal, paling sering pada ketiak. Oleh Food and Drug Administration (FDA), deodoran diklasifikasikan sebagai kosmetik dan biasanya mengandung aroma yang menutupi bau. Deodoran biasanya diformulasikan menjadi zat padat, aerosol atau cairan. Produk ini digunakan untuk meminimalkan bau yang disebabkan oleh bakteri oleh lembap akibat keringat. Meskipun digunakan meminimalkan bau, deodoran tidak untuk menghilangkan perspirasi atau keringat. Deodoran juga biasanya berbahan dasar alkohol yang ketika digunakan akan membuat kulit menjadi lebih asam sehingga akan lebih tidak menarik bagi bakteri. Deodoran juga biasanya mengandung parfum untuk membantu menutupi bau.

Antiperspiran, untuk Kurangi Jumlah Keringat

Antiperspiran bekerja dengan mengurangi jumlah keringat. Tidak seperti deodoran yang masuk golongan kosmetik, antiperspiran masuk ke dalam golongan obat. Yakni, produk yang digunakan untuk mengobati atau mencegah penyakit, atau memengaruhi struktur atau fungsi tubuh.

Antiperspiran sendiri mengandung bahan dasar aluminium yang secara sementara menghalangi kelenjar keringat. Ini berarti, keringat tidak mencapai permukaan kulit. Meski demikian, sebagian orang masih meragukan keamanan antiperspiran. Ada dugaan, bila kulit menyerap bahan dasar aluminium ini, mereka dapat memengaruhi reseptor hormon estrogen pada sel-sel di payudara yang bisa memicu kanker.

Akan tetapi, menurut American Cancer Society tidak ada hubungan yang jelas antara kanker dengan kandungan aluminium dalam antiperspiran. Kesimpulan ini didapat karena jaringan kanker payudara tidak mempunyai jumlah aluminium dibandingkan dengan jaringan normal. Selain itu, berdasarkan penelitian, hanya sedikit aluminium (0,0012 persen) yang diserap dari antiperspiran yang mengandung aluminium klorohidrat.

Penelitian-penelitian lain juga menyimpulkan tidak ada peningkatan kasus kanker payudara pada wanita yang menggunakan antiperspiran pada ketiak mereka. Akan tetapi, beberapa penelitian mengatakan masih butuh penelitian lebih lanjut mengenai hal ini.

Deodoran dan antiperspiran bekerja dengan cara yang berbeda untuk mengurangi bau badan. Kalau antiperspiran mengurangi keringat, deodoran meningkatkan keasaman kulit sehingga bakteri tidak suka. Anda bisa menggunakan salah satunya untuk mengurangi bau badan dan keringat. Namun, Anda jangan lantas melupakan mandi. Mandi minimal dua kali sehari tetap jadi cara terbaik untuk menyingkirkan bau badan dan membersihkan tubuh secara keseluruhan.

Leave a Reply